Ada banyak cerita motivasi, saya pilih yang paling sering di cari, tetapi tidak ada cerita motivasi yang paling baik dari cerita lainnya. Baik tidaknya cerita motivasi bergantung kepada kebutuhan pembaca, jika Anda sedang kesepian mungkin cerita motivasi yang baik sesuai kebutuhan Anda adalah berbagai cerita motivasi yang membuat Anda tak lagi merasa kesepian atau merasa kesepian bukanlah hal yang menakutkan bagi Anda. Ada cerita motivasi tentang prestasi puncak yang diraih oleh seorang atlet, cerita ini baik untuk para atlet karena mereka termotivasi tapi mungkin Tidak bagi Anda, jika Anda seorang wanita tua renta. Artikel motivasi yang cocok bagi orang yang tua renta mungkin cerita menikmati hidup di usia lansia. Saya tahu Anda bukan orang yang tua renta, Anda pria dewasa dan wanita dewasa yang baik dan berharga. Karena itu Anda membutuhkan cerita motivasi di bawah ini untuk semakin meningkatkan diri Anda. Semoga artikelnya bermanfaat ya :)
Cerita Seekor Burung Elang
Elang lahir dan dibesarkan ayam di dalam gubuk peternakan itu bersama itik-itik se –saudaranya. Karena bentuk tubuhnya mirip unggas, maka Elang kecil dianggap sama oleh ayam sekitarnya. Hanya saja kelakuannya berbeda. Mulai dari cara makan, kebiasaan sehari –hari, tenaganya yang cukup kuat dan hasrat atau kemauannya yang tinggi. Suaranya lantang dan gerak-geriknya berani. Namun karena perbedaan tajam inilah seekor anak Elang menjadi lumpuh, sakit - sakitan dan tidak bisa terbang, anak Elang tersebut beradaptasi dengan lingkungannya, lingkungan unggas yang sehari-hari di beri makan, tidak mencari makan sendiri atau tidak menggunakan sayapnya untuk terbang. Bagaimana pun juga Allah telah mentakdirkan anak Elang tersebut bisa terbang dan mampu mencari makan sendiri namun kemampuannya ini tidak di gunakakannya karena sejak lahir anak Elang dibiasakan dan di kondisikan seperti unggas di lingkungan unggas. Elang sendiri pun sering merasa bersalah jika menggunakan kemampuannya tersebut. Seringkali itik-itik se saudaranya mengejeknya atau menyalahkan kebiasaan anehnya. Badannya yang besar dianggap beban di gubuk itu, makannya yang banyak menyusahkan unggas lainnya, bentuk bulunya yang mulai tumbuh terlihat berbeda dengan itik-itik lainnya dianggap tumbuh tidak normal, selama masa kanak-kanaknya, anak Elang menerima banyak caci makian dari “saudaranya” itu. Dari 4 kakaknya dan 1 adiknya, juga Induknya. Anak Ealng sendiri tidak tahu mengapa semua ini terjadi padanya, ia merasa sedih, pilu, kesepian dan merasa mengapa perbedaan yang ia miliki dengan saudara dijadikan penyebab permusuhan yang sengit dan menyakitkan baginya. Ia ingin terbang tapi disalahkan keluarganya karena itu berbahaya atau tindakan yang mencelakai diri! Bahkan yang paling menyedihkan, ketika malam dingin saat ia sakit dan tertimpa musibah dan kesulitan, saudaranya tidak peduli sedikit pun bahkan semakin menertawakan kesulitan yang dihadapinya. Keluarganya menganggap bahwa kesulitan dan penderitaan Elang adalah salahnya sendiri karena berbeda dengan keluarga, tidak memiliki kebiasaan sama, tidak punya pola pikir sama dan penampilan sama.
Suatu hari ketika anak Elang sudah dewasa, bulu di sayapnya tumbuh besar. Ia melihat di kejauhan tebing sana seekor Elang dewasa terbang bebas dengan suaranya yang khas lantang! Ia ingin sekali terbang seperti Elang itu. Tapi takut, cemas, ragu-ragu dan mundur karena di kondisikan sejak kecil demikian. Sampai suatu ketika seekor Elang besar terbang di atasnya di atas gubuk itu di atas saudaranya dengan melebarkan sayapnya di atas anak Elang itu dan di situlah ia sadar ia seekor Elang! Sementara itik-itik sesama saudaranya melihat Elang besar yang baru saja melintas diatasnya merespon biasa-biasa saja sambil berkomentar, kita ini kan unggas, tidak mungkin bisa terbang! Kita berbeda dengan Elang.
Perlahan-lahan, sambil malu-malu dan bersembunyi seekor anak Elang yang sudah besar itu melebarkan sayapnya, memastikan bahwa Ia sama dengan Elang dewasa barusan yang melintasinya. Secara sembunyi sembunyi karena takut ditertawakan dan di ejek lagi oleh saudara-saudanya, ia belajar terbang, Ia harus belajar terbang seperti masih kecil padahal usianya sudah dewasa. Ia belajar bermimpi kemana tujuannya pergi dan bagaimana mengolah sayapnya untuk terbang, jatuh bangun di rasakannya sendiri. Sampai suatu hari anak Elang itu berhasil terbang dari gubuk peternakan itu dan dari kejauhan ia melihat sebuah sarang di atas gubuk itu. Ia mendekatinya dan Ia melihat saudara-saudaranya di bawah gubuk itu menunggu makan dari Pak Raden. Mereka kelaparan dan tak bisa mencari makan sendiri. Mereka hanya menunggu dan menunggu makanan datang dari Pak raden. Kini, Elang itu menemukan dirinya, siapa dirinya dan bisa mencari makan sendiri, terbang bebas dan meninggalkan unggas karena ia bukan unggas. Ia adalah golongan burung yang bisa terbang tinggi dan mencari makan sendiri. Burung Elang dapat hidup hingga lebih dari 40 tahun. Pada umumnya di usia 40 tahun seekor Elang akan mengganti paruhnya lebih baru. Burung Elang lebih lama hidup dibanding unggas.
Teman, dari cerita Seekor Burung Elang (KaryaMusaadah) di atas kita dapat memetik inspirasi yang banyak sekali. Cerita motivasi di atas bisa untuk motivasi kerja, motivasi diri, motivasi hidup, inspirasi hidup bahwa perbedaan itu indah. Saya memetik inspirasi dari cerita motivasi “Seekor Burung Elang” di atas sebagai berikut:
![]() |
Motivasi Islam |
Seringkali dalam kehidupan, orang tak bisa maju dan sukses karena sejak kecil di adaptasikan oleh lingkungan di rumahnya. Padahal, dirinya ataupun saudaranya tak berbeda, yaitu sama-sama ciptaan Allah. Kita tidak perlu mengikuti nasib buruk keluarga kita atau mempertahankan nasib miskin seperti di lingkungan kita. Untuk mengubah nasib maka pertama yang penting dulu adalah mulai dari diri sendiri, lebih tepatnya mengubah kebiasaan kita dan pola pikir kita yang mendukung kesuksesan. Jika orang lain berpendapat apa yang kita lakukan itu sulit untuk mereka lakukan, itu kesulitan mereka sendiri, bukan kesulitan kita. Jika orang lain lain tidak setuju dengan pola pikir kita, itu menurut pemahaman dia, luasnya pemahaman seseorang tidak sama. Mungkin orang lain belum mencapai tingkat kesadaran seperti yang kita capai. Kita tak perlu malu dan ragu dengan perbedaan yang kita miliki. Tahukah teman? manusia itu sebenarnya ditakdirkan sukses. Bahkan sebelum menjadi manusia kita sudah sukses, sudah cepat mencapai goal kita, saat kita masih setengah-setengah, maksudnya saat masih menjadi seekor sperma, kita inilah pemenangnya. Untuk menjadi janin dan menjadi manusia, seekor sperma harus menemukan sel telur dan membuahinya. Perjuangan seekor sperma ini melalui berbagai rintangan mulai dari saingannya yang jumlahnya sekitar 300-400 juta sperma sekali ejakulasi, kondisi vagina dan rahim yang dirancang banyak zat kimia/racun pembunuh bakteri yang mampu melumpuhkan perjalanan seekor sperma ke rahim dalam menemukan sel telur sampai proses penembusan dinding sel telur. Kita sukses mencapai goal kita dan kita adalah yang terbaik dari 400 juta sperma saudara kita. Analoginya seperti Elang dan Unggas. Jika Elang ditakdirkan bisa terbang dan bisa mengumpulkan makan sendiri maka untuk apa ikut-ikutan Unggas yang tertekan dan ibarat pengemis yang makannya bergantung pada Pak Raden.
Nah teman!, Jika kita ditakdirkan sukses, untuk apa kita ikut-ikutan orang lain yang kesulitan dan masih mencari-cari pekerjaan. Kita bisa menggunakan keterampilan, kemampuan , otak dan kekreatifan kita untuk sukses, bukan menjadi pencari kerja tapi pencipta lapangan pekerjaan!. So, hargailah dan syukurilah setiap perbedaan yang teman-teman miliki dengan orang lain, itu sangat berharga dan sangat mahal! Dan untuk orang tua, saya sangat berterimakasih apabial Anda menghargai setiap perbedaan anak-anak Anda atau Anda tidak memaksakan mengubah anak Anda menjadi "anak orang lain”. Belum tentu anak orang lain memiliki kelebihan dan keunikan seperti anak Anda. Anda sangat bersyukur punya anak-anak yang berbeda dan unik dengan diri Anda, berarti hidup Anda penuh warna khan!?:) :) . Ya.
0 komentar:
Posting Komentar